cacarian

Monday, April 2, 2018

hadist tarbawy



Pendahuluan
          Islam menghendaki agar manusia dididik supaya ia mampu merealisasikan tujuan hidupnya sebagaimana yang telah digariskan oleh Allah. Akan tetapi pendidikan dalam hadis makalah saya bertujuan untuk menjadikan peserta didik dalam berkewajiban belajar dan juga terdapat metode teladan dalam mengajar kan peserta didik. Dalam mendidik kita harus mengambil contoh teladan dari seeorang yg mulia yaitu Rasulullah SAW. Dari pada itu guru juga sental untuk di teladani ,maka dari itu guru adalah figur sentral dalam mendidik.jadi dalam makalah saya membahas tentang kewajiban belajar dan juga keteladanan.















Keteladanan
Hadis bukhari :6203

عَنْ أَنَسٍ، قَالَ: كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَحْسَنَ النَّاسِ خُلُقًا، وَكَانَ لِي أَخٌ يُقَالُ لَهُ أَبُو عُمَيْرٍ - قَالَ: أَحْسِبُهُ - فَطِيمًا، وَكَانَ إِذَا جَاءَ قَالَ: «يَا أَبَا عُمَيْرٍ، مَا فَعَلَ النُّغَيْرُ» نُغَرٌ كَانَ يَلْعَبُ بِهِ

Dari Anas, dia berkata ; Nabi Sholallahu ‘alaihi wassallam adalah orang yang paling baik akhlaknya. Dan aku memiliki seorang saudara yang biasa dipanggil dengan sebutan Abu Umair . [dia [perawi] berkata : perkiraanku , dia anak yang baru disapih. Beliau Shalallahu ‘alaihi wassallam datang, lalu memanggil : “Wahai Abu Umair, apa yang sedang dilakukan oleh si Nughair. Sementara anak itu sedang bermain dengannya ". (Shohih Bukhori, no.6203)

A.    Analisis hadis
Bahwa orang yang paling baik adalah Rasulullah SAW jadi dari hadis di atas kita harus menteladani sifat beliau. Allah menjadikan keteladanan dalam diri Rasulullah saw bukan hanya sekedar untuk dikagumi, namun juga harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam menanamkan pendidikan ke-Islaman, seperti pembinaan Akhlakul karimah dan penanaman nilai-nilai luhur kepada peserta didik. Manusia yang paling sempurna dan paling baik budi pekertinya dan yang paling patut untuk dijadikan suri tauladan adalah nabi Muhammad s.a.w. Beliaulah yang mengajarkan kepada kita bagaimana bersikap kepada sesama dan kepada tetangga serta kepada orang tua serta kepada makhluk Allah yang lainnya.
Hubungan iman dengan keteladanan sangat erat kaitannya.Orang mukmin yang berakhlak mulia adalah yang sempurna imannya. Begitu pula dengan orang yang bersuri tauladan yang baik menggambarkan kesempurnaan imannya.




B.     Hubungan hadis dalam pendidikan
Tentu hubungan dengan pendidikan hubungan hadis ini ialah menteladani rasulullah yg beraklak mulia .
Dalam pendidikan ada yang nama nya metode keteladanan Ada dua bentuk metode pendidikan keteladanan, yaitu yang disengaja atau dipolakan sehingga sasaran dan perubahan perilaku dan pemikiran anak sudah direncanakan dan ditargetkan, dan ada bentuk yang tidak disengaja atau tidak dipolakan, kedua bentuk ini ada yang berpengaruh secara langsung pada prilaku anak dan ada pula yang memerlukan proses lebih jauh.
a.    Bentuk pendidikan keteladanan yang tidak disengaja.
Dalam hal ini, pendidik harus mampu tampil sebagai figur yang dapat memberikan contoh-contoh yang baik dalam kehidupannya sehari-hari. Bentuk pendidikan semacam ini keberhasilannya banyak bergantung pada kualitas kesungguhan karakteristik pendidik yang diteladani, seperti kualitas keilmuannya, kepemimpinannya, keikhlasannya dan lain sebagainnya. Dalam kondisi pendidikan seperti ini, pengaruh teladan berjalan secara langsung tapa disengaja. Oleh karena itu, setiap orang yang diharapkan menjadi teladan hendaknya memelihara tingkah lakunya, disertai kesadaran bahwa ia bertanggung jawab dihadapan Allah dalam segala hal yang diikuti oleh orang lain sebagai pengagumnya. Semakin tinggi kualitas pendidik akan semakin tinggi pula tingkat keberhasilan pendidikannya.
b.   Bentuk pendidikan keteladanan yang Disengaja.
Peneladanan kadangkala diupayakan secara sengaja, yaitu seorang pendidik sengaja memberikan contoh yang baik kepada para peserta didinya supaya dapat menirunya. Umpamanya, guru memberikan contoh membaca yang baik agar para peserta didiknya menirukannya, imam membaikkan sholatnya dalam mengajarkan sholat yang sempurna kepada ma’mumnya, atau komandan maju ke depan barisan dalam jihad untuk menanamkan keberanian, pengorbanan dan kegigihan dalam jiwa pasukannya.
Rasulullah saw banyak memberikan pelajaran kepada para sahabatnya dengan membentuk metode ini. Sebagai contoh, Rasulullah bersabda kepada para sahabatnya:
صَلُّوْا كَماَ رَأَيْتُمُوْنِي أُصَلِّيْ
“sholatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku sholat” (HR. Bukhori).
Juga dalam masalah haji, Rasulullah menyuruh para sahabatnya supaya mencotohnya. Beliau bersabda yang artinya “hendaklah kalian mengambil cara-cara mengerjakan ibadah haji kalian (mencontohnya dari rasul), karena aku tidak mengetahui barangkali aku tidak bisa melaksanakan haji setelah hajiku ini”. (HR. Muslim)
Dari contoh-contoh tersebut, para pendidik dapat mengambil suatu pelajaran untuk dapat diaplikasikan dalam menanamkan niat pendidikannya, baik disekolah sebagai guru, dirumah sebagai orang tua, dan juga di masyarakat sebagai tokoh.[1]


C.    Aplikasi pendidik dalam keteladanan
Allah menjadikan keteladanan dalam diri Rasulullah saw bukan hanya sekedar untuk dikagumi, namun juga harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam menanamkan pendidikan ke-Islaman, seperti pembinaan Akhlakul karimah dan penanaman nilai-nilai luhur kepada peserta didik.[2]
Dalam kehidupan keluarga, para orang tua dalam menanamkan pendidikan kepada anak-anak mereka hendaknya selalu memberikan contoh yang baik, agar mulai sejak masa kanak-kanak mereka menyerap dasar-dasar tabi’at prilaku yang Islami. Karena, walau bagaimanapun pendidikan orang tua merupakan pendidikan orang tua merupakan pendidikan pertama yang banyak mempengaruhi jiwa dan  kepribadian anak-anak selanjutnya menuju masa depan yang akan dilaluinya. Pendapat ini didasarkan pada sabda Rasulullah saw yang berbunyi:
ماَ مِنْ مَوْلُوْدٍ إِلاَّ يُوْ لَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ فَأَبَواَهُ يُهَوِّداَنِهِ وَيُنَصِّراَنِهِ وَيُمَجَّساَنِهِ
‘’Setiap anak yang dilahirkan itu dalam keadaan fitrah. Maka kedua orang tuanyalah yang menjadikan Yahudi, Nasrani dan Majusi” (H.R muslim)
Di sekolah, seorang guru sebagai pendidik agar selalu memberi contoh yang baik kepada peserta didik, karena peserta didik sangat membutuhkan suri tauladan yang dilihatnya secara langsung dari setiap guru yang mendidiknya, sehingga mereka merasa bahwa apa yang siajarkan guru-gurunya bukan suatu hal yang mustahil yang dapat direalisasikan dalam perbuatan sehari-hari. Oleh karena itu, guru sebagai pendidik hendaknya memiliki akhlak yang luhur yang diserapnya dalam al-Qur’an dan sunnah, serta bersifat sabar dalam menerapkan dan mengamalkannya.contoh lain Di sekolah, seorang guru sebagai pendidik agar selalu membiasakan  yang baik kepada peserta didik, misalnya peserta didik sibiasakan untuk mengucapkan salam pada waktu akan masuk kelas, bertutur kata yang sopan kepada teman yang lebih tua, selalu menghormati guru dan mengucapkan salam apabila bertemu dan lain-lain. Sehingga peserta didik mampu membiasakan perbuatan terpuji tersebut.


























KESIMPULA
Dari makalah saya buat dapat di simpulkan bahwa rasulullah adalah contoh teladan yang baik.oleh kerena itu kita harus mencontoh apa yg di lakukan beliau dan bagi pendidik ajari lah peserta didik dengan menteladani Rasulullah ,dan sebagai pendidik jangan hanya menyuruh peserta didik tapi jua sebagi pendidik harus mengamalkan nya.
Dalam penjelasan mkalah ini ada cara metodo metode cara mengajar keteladan baik itu di sengaja atau tidak di sengaja dan ada aplikasi mengajarkan peserta didik dengan cara guru harus terlebih dahulu mengamalkan nya agar para peserta didik melihat langsung contoh teladan yang harus di lakukan.















DAFTAR PUSTAKA
Syahidin, 2009. Menelusuri Metode Pendidikan dalam Al-Qur’an. Bandung: Alfabeta.
Sukarno, 2012. Metodologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Surabaya: Elkaf. Umar, Bukhori. 2012. Hadits Tarbawi: Pendidikan dalam perspektif Hadits. Jakarta: Amzah.





[1] Syahidin, Menelusuri Metode Pendidikan dalam Al-Qur’an, hlm. 159
[2] Ibid., hlm.160

No comments:

Post a Comment